Categories
Astronomy

Komet, Meteor, dan Meteorit

Apakah kalian pernah ada yang nonton film Kimi No Nawa garapan Makoto Shinkai? iya, yang ceritanya tentang bintang jatuh gitu-gitu, yang meteor nabrak bumi terus jadi kawah gede sampe jadi danau. Ini nih tak kasih posternya.

Gimana, udah pernah nonton belum nih? 

Oh iya, btw itu komet, meteor, atau meteorit ya? terus apa sih bedanya? Yaudah deh sekalian kita bahas aja ya wkwkwk.

Apa itu Komet?

Komet adalah benda langit yang terdiri dari gumpalan es dan debu yang bergerak melalui tata surya. Mereka memiliki ekor yang panjang dan bersinar yang memancarkan cahaya saat mereka melintasi Matahari. Komet sering disebut sebagai “bintang jatuh” dalam tata surya karena mereka memiliki orbit yang berubah-ubah dan membuat mereka terlihat seperti bintang jatuh melalui langit.

Ilustrasi gambar komet
Photo by Justin W on Unsplash

Lalu apa itu meteor?

Meteor adalah benda yang sangat kecil yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Mereka terlihat seperti garis-garis cahaya yang melintas cepat dan sering dianggap sebagai bintang jatuh untuk membuat permohonan. Meteor biasanya terlihat banyak, sering, dan sangat kecil. Hal itu yang menyebabkan ia mudah terbakar dengan cepat, sehingga mereka sulit diamati dan jarang mencapai permukaan Bumi.

Ilustrasi gambar meteor
Photo by Michał Mancewicz on Unsplash

Ok, Terus meteorit apa?

Meteorit adalah benda yang selamat setelah melintasi atmosfer dan memasuki permukaan Bumi. Meteorit biasanya terbuat dari bahan seperti besi dan nikel yang tahan terhadap panas dan memiliki permukaan yang kasar. Mereka sering ditemukan di area yang tidak terkena sinar Matahari dan memiliki ukuran yang beragam, mulai dari sekecil biji rami hingga sebesar beberapa kilometer.

Ilustrasi gambar kawah karena tumbukan meteorit
Photo by Westwind Air Service on Unsplash

Kesimpulan

Dengan memahami perbedaan antara komet, meteor, dan meteorit, kita dapat memahami lebih jauh tentang tata surya dan bagaimana benda-benda dalam ruang angkasa mempengaruhi Bumi. Kemudian jika kita pernah melihat “bintang jatuh”, itu adalah pengalaman yang sangat menakjubkan karena memang frekuensinya yang jarang yang menyebabkan itu semua menjadi hal yang istimewa.

Oke, jadi sekarang kita sudah tahu perbedaan antara komet, meteor, dan meteorit. Komet adalah benda langit yang terdiri dari gumpalan es dan debu, meteor adalah benda yang sangat kecil yang memasuki atmosfer Bumi lalu terbakar, dan meteorit adalah benda yang selamat setelah melintasi atmosfer dan memasuki permukaan Bumi.

Kalau begitu apa hayo yang ada di film Kimi no Nawa? udah tau belum? wkwkwk jawab sendiri ya… Jangan lupa untuk selalu memperhatikan langit malam dan menikmati keindahan alam semesta yang luar biasa ya ges ya!

Sekian

Tulisan di atas diperoleh dari percakapan antara penulis dengan ChatGPT, model AI yang dikembangkan oleh OpenAI https://openai.com

Categories
Astronomy

Diantara Bintang-bintang

ketika kita menengadahkan pandangan kita ke langit, kita pasti melihat berbagai macam benda langit. Matahari, Bulan dan Bintang-bintang yang dapat kita lihat saat ini merupakan sebagian kecil dari alam semesta yang sampai saat ini masih banyak menyimpan misteri.

Alam semesta begitu luas dan dihiasi oleh hamparan bintang-bintang. Bintang-bintang adalah benda langit yang berwujud bola api raksasa, terlahir dari gumpalan gas yang begitu besar sehingga dengan sendirinya menyebabkan reaksi fusi nuklir.

Walaupun sebesar itu, se-raksasa itu, se-panas itu, tetap saja bintang memiliki takdir untuk dingin, mati, dan menghilang. Lalu karena disebabkan “infinite-nya” luas alam semesta, gelombang cahaya bintang-bintang mampu bertahan melintasi luasnya alam semesta sampai ke mata kita walaupun mungkin ia telah tiada.

Namun, cahaya bintang-bintang sampai saat ini belum pernah ada yang menemui “dinding pembatas” alam semesta yang mungkin tak ada dan terus mengembang. Mengapa? karena jika cahaya bintang sudah mampu menyinari “dinding pembatas” alam semesta maka alam semesta tidak akan gelap seperti sekarang.

Mungkin kita dapat membuat analogi alam semesta seperti sebuah ruangan gelap yang kemudian lampunya dinyalakan. sebelumnya kita tidak bisa mendefinisikan bagaimana bentuk dan dimensi ruangan itu, tetapi setelah dinyalakan lampunya dan cahaya dari lampu menabrak dinding ruangan itu maka kita bisa melihat bentuk ruangan tersebut dan dapat mendefinisikan ukuran dimensi ruangan tersebut. Entah bagaimana jika seandainya itu terjadi pada alam semesta.

Tetapi apakah semua bintang menjadi dingin, mati dan menghilang?

Tentu tidak. Beberapa bintang yang memiliki massa yang besar bahkan bisa meledak di akhir hidupnya yang mana kita menyebutnya sebagai supernova.

ilustrasi ledakan bintang

Lalu apakah setelah supernova bintang benar benar lenyap?

Tentu tidak, setelah supernova bintang memiliki 2 harapan. menjadi bintang neutron atau menjadi si misterius black hole.

Kemudian apa yang terjadi jika bintang itu bermassa kecil dan tidak mengalami supernova?

Kita pasti mengenal bintang terdekat kita. Ya, Matahari! The Sun! oleh para ilmuwan dan astronom matahari digolongkan sebagai bintang yang tidak akan mengalami supernova di akhir hayatnya. Ia hanya akan mengembang menjadi red giant lalu perlahan-lahan melepaskan lapisan luarnya ke angkasa dan hanya menyisakan bagian inti yang redup menjadi bintang katai putih dan pada jutaan tahun kemudian menjadi sebuah bola hitam padat yang dingin lalu sampai waktu yang belum diketahui hingga akhirnya terevaporasi dan hilang.

Ya begitulah alam semesta. Hamparan dunia yang luas didekorasi sedemikian rupa dengan keindahannya dan menyimpan misteri yang belum bisa terpecahkan bahkan banyak yang hampir dipecahkan, tetapi berakhir hanya sebatas hipotesa belaka.

Sebagai manusia yang dapat kita lakukan adalah tetap berusaha mencari kejelasan dalam ilmu pengetahuan sembari menikmati keindahan yang diberikan oleh alam semesta itu sendiri.

oh ya bagi pembaca yang mungkin penasaran dengan apa yang terjadi dengan alam semesta di masa depan dapat menonton video berikut

Mungkin pembaca juga tertarik dengan pembahasan tentang Tahun Cahaya dan satuan Astronomical Unit

Terima kasih sudah membaca, sekian

Categories
Astronomy

Astronomical Unit

Halo semuanya. pada postingan yang lalu saya telah menuliskan terkait satuan penghitungan jarak menggunakan satuan Tahun Cahaya. Nah sekarang saya mau sharing lagi tentang satuan pengukuran jarak yang juga biasa digunakan oleh para astronom, yaitu satuan Astonomical Unit.

Astronomical unit atau yang biasa disebut AU adalah satuan jarak yang diambil berdasarkan jarak matahari ke bumi. Jarak matahari ke bumi sendiri adalah sejauh 150 juta kilo meter. Jadi untuk 1 Astronomical Unit sama dengan 150 juta kilo meter.

Astonomical unit biasanya digunakan para astornom untuk menyatakan jarak dalam skala tata surya kita dan mengukur jarak suatu objek yang berada dalam tata surya kita. Ini dimungkinkan karena jarak yang dihitung masih relevan untuk dihitung menggunakan satuan AU karena jarak objek di tata surya kita yang tidak terlalu jauh.

Sebagai contoh, jarak dari planet mars ke matahari dalam satuan kilo meter sejauh 228.000.000 kilo meter. Jika di konversi dengan menggunakan satuan AU jarak dari planet mars ke matahari sejauh 1.5 AU. Penggunaan satuan AU mempermudah dalam penulisan jarak karena tidak banyak menggunakan angka.

Berikut adalah jarak planet di tata surya dari matahari menggunakan satuan jarak AU

1. Merkurius = 0.39 AU

2. Venus = 0.72 AU

3. Bumi = 1 AU

4. Mars = 1.5 AU

5. Jupiter = 5.2 AU

6. Saturnus = 9.5 AU

7. Uranus = 19.2 AU

8. Neptunus = 30.1 AU

9. Pluto = 39.5 AU

Jadi begitulah sedikit yang bisa saya jelaskan mengenai satuan jarak Astronomical Unit. Untuk penjelasan yang lebih mendalam kita bisa membaca jurnal dan berbagai macam artikel yang banyak sekali di internet. Jika pada tulisan ini mungkin pembahasannya kurang detail dan mendalam tetapi setidaknya dapat memicu rasa ingin tahu. Karena jika kita sudah memiliki rasa ingin tahu maka kita akan menggali lebih dalam dan melihat lebih luas.

Sekian.

Terima kasih.

error: Content is protected !!